[REVIEW] Life Traveler, a travelogue by Windy Ariestanty


Buat saya, buku ini beda dari buku-buku traveling lain yang pernah saya baca. Kalo biasanya bercerita tentang tips traveling murah dan segala tetek-bengeknya, buku ini justru lebih banyak bercerita tentang 'rasa' ketika berada di suatu tempat.

Windy banyak bercerita mengenai manusia. Dengan melakukan perjalanan ke banyak tempat sesungguhnya manusia berinteraksi dengan kebih banyak orang. Dan dari interaksi itulah sesungguhnya kita memperoleh esensi sebenarnya dari sebuah perjalanan ... lebih memahami arti kehidupan.

Saya suka cara Windy bercerita, semacam mencurahkan isi hati dan pemikiran ke dalam kata-kata. Gaya bahasanya mengalir. Terkadang agak mengambang yang membuat pembaca berfikir sejenak. Dan yang paling saya suka dia bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain, selalu bisa menggali makna dari serpihan-serpihan kecil dalam perjalan.

Seperti ketika dia bertemu dengan sepasang kakek-nenek di taman kota Siam Reap, Kamboja. Dari kakek-nenek itu kita bisa melihat hakikat cinta yang sesungguhnya. Cinta yang tak perlu dikatakan, cinta yang tidak meledak-ledak tetapi orang-orang disekitarnya tau bahwa di sana mereka saling berbagi, saling memahami, saling mencintai.

Ada juga cerita mengenai kepercayaan. Trust. Kepecayaan yang dijaga oleh pedagang di Heidenberg, Jerman. Setelah baca cerita ini saya jadi makin kagum sama orang-orang Jerman. Selain terkenal sebagai bangsa yang pintar dan efektif, ternyata mereka juga orang yang selalu menjaga kepercayaan dan kepuasaan pelanggan. Seorang kakek pemilik toko besikukuh tidak mau menjual barangnya yg sudah agak berdebu akibat lama dipanjang. Meskipun si calon pembeli tidak masalah dengan tas yang sudah agak bedebu itu, tetapi si kakek berpendapat barang itu sudah tidak bagus lagi. Seharusnya pembeli hanya mendapatkan barang yang sempurna. Dan hanya yang sempurna yang layak dijual.

Selain ceritanya yang memang bagus, saya juga suka gambar ilustrasinya. Seperti sketsa yang digambar dengan tangan tetapi tetap terlihat cantik. Contohnya ilustrasi sebuah jembatan di Viet Nam ini. 


Pada akhirnya saya terdorong untuk semakin banyak melalukan pejalanan. Menjejakkan kaki di tanah yang belum pernah saya kunjungi. Dan berharap saya mendapat pengalaman yang sama berkesannya dengan yang dialami Windy. Saya ingin melihat manusia-manusia lain, berinteraksi dengan mereka dan menambah database saya mengenai pemahaman tentang manusia.
Read More !
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Copyright 2009 Everyday Rosita
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates